Senin, 26 Januari 2009

BAB I

AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG

MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

Ar Rum : 41-41

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari perbuatan mereka, agar mereka kembali .

Ar-rum 42

Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan ."

Al a’roof 56

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah memperbaikinya dan berdo'alah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan . Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

Al a’roof 57

Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya ; hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.

Al a’roof 58

Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran bagi orang-orang yang bersyukur.

Shaad 27

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.

BAB II

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT

BAB III

MENGHINDARI PERILAKU TERCELA

( Dosa Besar )

Perbuatan Dosa Besar

A. Pengertian

Dosa adalah suatu perbuatan yang mengandung ancaman yang apabila dilakukan akan terasa malu walaupun para pelaku dosa seperti tidak malu melakukannya.

Sedangkan dosa besar adalah dosa yang mengandung ancaman yang lebih berat, bahkan apabila tidak bertaubat, akan dimasukkan ke dalam neraka selamanya.

B. Jenis dosa besar dan ciri-cirinya

1. Dosa Besar Karena Diancam Dengan Hukuman Had.

2. Dosa Besar Ditandai Ungkapan "Fahisyat'.

3. Dosa Besar Karena Pelakunya Diancam Dengan Laknat.

4. Dosa Besar Yang Ditandai Ungkapan "Kemaksiatan Dapat Merusak Kebaikan".

5. Dosa Besar Karena Diancam Dengan Wayl (Celaka).

6. Dosa Besar Ditandai Ungkapan"Allah Tidak Suka Melihat Pelaku Dosa".

Diantara dosa-dosa besar yaitu :

- Syirik

- Sihir

- Membunuh

- Lari dari perang sabil

- Melawan kedua orang tua

C. Cara menghindari dosa besar dalam kehidupan sehari-hari

Kita mungkin bisa menghindari dari dosa besar seperti zina, mencuri, dan dosa-dosa besar lainnya, tapi tidak bisa menghindari dosa kecil hanya karena alasan dosanya kecil. Padahal kalau kita melihat dalil-dalil syar'i, beberapa dosa tersebut dapat menjadi besar. Dan memang inilah cara-cara setan dalam memperdaya umat ini. Oleh karena itu begitu lihainya syetan menggunakan kesempatan. Allah SWT memerintahkan kepada kita agar menjauhkan diri dari segala yang dilarang, yang besar maupun yang kecil. Allah SWT berfirman yang artinya:


Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah;. (QS. 59:7)


Bagaimana dosa-dosa kecil menjadi besar?


1. Dilakukan terus-menerus

2. Karena diremehkan
3. Apabila seorang hamba merasa senang melakukannya
4. Apabila menyepelekan tabir Allah SWT yang menutupi kesalahannya, kasih sayang-Nya dan keramahan-Nya
5. Mujaharah
6. Jika dilakukan oleh orang yang menjadi panutan

BAB IV

PENGURUSAN JENAZAH

A. MUQODDIMAH.

Segala puji bagi Alloh yang telah memberikan karunia Nya kepada ummat manusia agar supaya manusia mensyukurinya.

Sholawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, demikian juga kepada keluarga dan sahabat – sahabatnya serta para pengikut-pengikutnya yang masih istiqomah dengan ajaran-ajarannya.

Alloh Ta’ala berfirman :“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian”. (Q.S Ali Imron :185 ).

Wahai saudara yang menyadari akan arti kehidupan. Mati adalah sesuatu yang pasti bagi kita, tentunya kita menginginkan agar mayat kita diurus dengan benar sesuai dengan ajaran Rosul Shollallohu ‘Alaihi Wasallam. Nah….! Kalau kita menginginkan agar mayat kita diurus orang lain, maka hendaknya kita juga harus bisa mengurus jenazah, bagaimana cara mempersiapkan pemandian bagi jenazah, memandikannya, mengkafaninya, mensholatkan, sampai kita menguburkannya.

Maka kami coba untuk membuat risalah jenazah yang kami sarikan dan kami nukilkan dari kitab Al Wijaazah fi Tajhiizi Al Janaazah karangan Abdurrohman bin Abdulloh Al Ghaits.

B. MEMANDIKAN JENAZAH.

a. Orang yang berhak memandikan jenazah.

Jika mayyit telah mewasiatkan kepada seseorang untuk memandikannya, maka orang itulah yang berhak.

Jika mayyit tidak mewasiatkan, maka yang berhak adalah ayahnya atau kakeknya atau anak laki-lakinya atau cucu-cucunya yang laki-laki (kalau mayatnya laki-laki, kalau perempuan maka dari jenis putri).

Jika tidak ada yang mampu, keluarga mayyit boleh menunjuk orang yang amanah lagi terpercaya buat mengurusnya.

b. Tempat memandikan mayyit harus tertutup baik dinding maupun atapnya.

c. Dianjurkan agar yang memandikan jenazah memilih 2 orang dari keluarganya.

d. Perlengkapan bagi yang memandikan jenazah.

Penutup hidung.

Memakai pelindung tubuh agar tidak terkena kotoran-kotoran seperti sisa air perasan daun bidara dan kapur barus.

Sarung tangan.

Sepatu bot berlaras tinggi.

e. Cara menyediakan perasan daun bidara.

1 Gelas besar : 4 liter

8 lt + 2 gls air perasan daun bidara

12 lt + 3 gls air perasan daun bidara

16 lt + 4 gls air perasan daun bidara

20 lt + 5 gls air perasan daun bidara

f. Cara menyediakan air dan kapur barus.

Setiap 4 liter air dicampur dengan 2 potong kapur barus 1 :

g. Persiapan sebelum memandikan jenazah.

Menutup aurat simayyit dengan handuk besar mulai pusar sampai dengan lututnya (laki-laki dan perempuan sama) .

Melepas pakaian yang masih melekat ditubuhnya.

Caranya

Pakaian :

Dimulai dari lengan sebelah kanan kearah kiri

Selanjutnya dari lobang baju (krah) kebawah

Setelah itu bagian depan ditarik dengan perlahan dari bawah handuk penutup auratnya. (ini kalau mayyit mengenakan gamis atau baju panjang, kalau hanya kemeja cukup buka kancingnya).

Celana :

Digunting sisi sebelah kanan dari atas sampai kebawah lalu sebelah kiri

Setelah itu bagian depan ditarik dengan perlahan dengan tetap menjaga handuk penutup.

Pakaian belakang mayyit :

Tubuh mayyit dibalik ke sebelah kiri, pakaian digeser kekiri.

Setelah itu dibalikkan lagi kekanan

Menggunting kuku tangan dan kaki kalau panjang .

Mencukur bulu ketiak, kalau tidak lebat dicabut saja.

Merapikan kumis.

Membersihkan hidung dan mulut serta menutupnya dengan kapas ketika dimandikan lalu dibuang setelah selesai

h. Memandikan jenazah.

1. Bersihkan isi perut dengan tangan kiri yang telah terbalut

Angkat sedikit tubuh mayyit, tekan perutnya perlahan-lahan sebanyak tiga kali hingga keluar, bersihkan kotoran itu dengan kain pembersih kemudian siram.

2. Wudhukan jenazah.

a) Bacalah basmallah.

b) Cuci tapak tangan mayyit 3 X.

c) Bersihkan mulut dan hidungnya 3 X

d) Wajah dan tangan kanan lalu kiri sampai dengan siku.

e) Kepala dan kedua telinganya.

f) Kaki kanan kemudian kirinya.

3. Cara menyiram air perasan daun bidara.

a) Siram kepala dan wajahnya dengan perasan dengan buihnya dulu.

b) Basuh tubuh bagian kanan dari pundak ketelapak kaki sebelah kanan terus kearak kiri.

c) Ulangi sekali lagi.

4. Menyiram dengan air kapur barus (caranya Idem).

5. Keringkan (usap) tubuh mayyit dari atas kebawah. Usahakan menggunakan handuk yang halus. Rambut wanita dikepang menjadi tiga.

Wajib berwudhu bagi yang memandikan dan dianjurkan mandi setelah selesai.

C. MENGKAFANI JENAZAH.

a. Ukuran kain kafan yang digunakan.

Ukurlah lebar tubuh jenazah. Jika lebar tubuhnya 30 cm, maka lebar kain kafan yang disediakan adalah 90 cm. 1 : 3.

b. Ukurlah tinggi tubuh jenazah.

Jika tinggi tubuhnya 180 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 60 cm.

Jika tinggi tubuhnya 150 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 50 cm.

Jika tinggi tubuhnya 120 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 40 cm.

Jika tinggi tubuhnya 90 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 30 cm.

Tambahan panjang kain kafan dimaksudkan agar mudah mengikat bagian atas kepalanya dan bagian bawahnya.

c. Tata cara mengkafani.

1. Jenazah laki-laki.

Jenazah laki-laki dibalut dengan tiga lapis kain kafan. Berdasar dengan hadits.

“Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam dikafani dengan 3 helai kain sahuliyah yang putih bersih dari kapas, tanpa ada baju dan serban padanya, beliau dibalut dengan 3 kain tersebut.

a. Cara mempersiapkan tali pengikat kain kafan.

Panjang tali pengikat disesuaikan dengan lebar tubuh dan ukuran kain kafan. Misalnya lebarnya 60 cm maka panjangnya 180 cm.

Persiapkan sebanyak 7 tali pengikat. ( jumlah tali usahakan ganjil). Kemudian dipintal dan diletakkan dengan jarak yang sama diatas usungan jenazah.

b. Cara mempersiapkan kain kafan.

3 (tiga) helai kain diletakkan sama rata diatas tali pengikat yang sudah lebih dahulu , diletakkan diatas usungan jenazah, dengan menyisakan lebih panjang di bagian kepala.

c. Cara mempersiapkan kain penutup aurat.

1Sediakan kain dengan panjang 100 cm dan lebar 25 cm ( untuk mayyit yang berukuran lebar 60 cm dan tinggi 180 cm), potonglah dari atas dan dari bawah sehingga bentuknya seperti popok bayi.

Kemudian letakkan diatas ketiga helai kain kafan tepat dibawah tempat duduk mayyit, letakkan pula potongan kapas diatasnya.

Lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup aurat dan kain kafan yang langsung melekat pada tubuh mayyit.

d. Cara memakaikan kain penutup auratnya.

Pindahkan jenazah kemudian bubuhi tubuh mayyit dengan wewangian atau sejenisnya. Bubuhi anggota-anggota sujud.

Sediakan kapas yang diberi wewangian dan letakkan di lipatan-lipatan tubuh seperti ketiak dan yang lainnya.

Letakkan kedua tangan sejajar dengan sisi tubuh, lalu ikatlah kain penutup sebagaimana memopok bayi dimulai dari sebelah kanan dan ikatlah dengan baik.

e. Cara membalut kain kafan :

Mulailah dengan melipat lembaran pertama kain kafan sebelah kanan, balutlah dari kepala sampai kaki .

Demikian lakukan denngan lembaran kain kafan yang kedua dan yang ketiga.

f. Cara mengikat tali-tali pengikat.

Mulailah dengan mengikat tali bagian atas kepala mayyit dan sisa kain bagian atas yang lebih itu dilipat kewajahnya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.

Kemudian ikatlah tali bagian bawah kaki dan sisa kain kafan bagian bawah yang lebih itu dilipat kekakinya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.

Setelah itu ikatlah kelima tali yang lain dengan jarak yang sama rata. Perlu diperhatikan, mengikat tali tersebut jangan terlalu kencang dan usahakan ikatannya terletak disisi sebelah kiri tubuh, agar mudah dibuka ketika jenazah dibaringkan kesisi sebelah kanan dalam kubur.

4. Mengkafani jenazah wanita.

Jenazah wanita dibalut dengan lima helai kain kafan. Terdiri atas : Dua helai kain, sebuah baju kurung dan selembar sarung beserta kerudungnya. Jika ukuran lebar tubuhnya 50 cm dan tingginya 150 cm, maka lebar kain kafannya 150 cm dan panjangnya 150 ditambah 50 cm.

Adapun panjang tali pengikatnya adalah 150 cm, disediakan sebanyak tujuh utas tali, kemudian dipintal dan diletakkan sama rata di atas usungan jenazah. Kemudian dua kain kafan tersebut diletakkan sama rata diatas tali tersebut dengan menyisakan lebih panjang dibagian kepala.

a. Cara mempersiapkan baju kurungnya.

Ukurlah mulai dari pundak sampai kebetisnya, lalu ukuran tersebut dikalikan dua, kemudian persiapkanlah kain baju kurungnya sesuai dengan ukuran tersebut.

Lalu buatlah potongan kerah tepat ditengah-tengah kain itu agar mudah dimasuki kepalanya.

Setelah dilipat dua, biarkanlah lembaran baju kurung bagian bawah terbentang, dan lipatlah lebih dulu lembaran atasnya (sebelum dikenakan pada mayyit, dan letakkan baju kurung ini di atas kedua helai kain kafannya ).lebar baju kurung tersebut 90 cm.

b. Cara mempersiapkan kain sarung.

Ukuran kain sarung adalah : lebar 90 cm dan panjang 150 cm. Kemudian kain sarung tersebut dibentangkan diatas bagian atas baju kurungnya.

c. Cara mempersiapkan kerudung.

Ukuran kerudungnya adalah 90 cm x90 cm. Kemudian kerudung tersebut dibentangkan diatas bagian atas baju kurung.

d. Cara mempersiapkan kain penutup aurat.

Sediakan kain dengan panjang 90 cm dan lebar 25 cm.

Potonglah dari atas dan dari bawah seperti popok.

Kemudian letakkanlah diatas kain sarungnya tepat dibawah tempat duduknya, letakkan juga potongan kapas diatasnya.

Lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup aurat dan kain sarung serta baju kurungnya.

e. Cara melipat kain kafan.

Sama seperti membungkus mayat laki-laki.

f. Cara mengikat tali.

Sama sepert membungkus mayat laki-laki.

Catatan :

Cara mengkafani anak laki-laki yang berusia dibawah tujuh tahun adalah membalutnya dengan sepotong baju yang dapat menutup seluruh tubuhnya atau membalutnya dengan tiga helai kain.

Cara mengkafani anak perempuan yang berusia dibawah tujuh tahun adalah dengan membalutnya dengan sepotong baju kurung dan dua helai kain.

D. MENYOLATKAN JENAZAH.

Dari Abu Hurairoh Rodhiyallohu ‘Anhu bersabda Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam : Barangsiapa yang menghadiri penyelenggaraan jenazah hingga ikut menyalatkannya, maka ia memperoleh pahala satu qiroth. Adapun yang menghadirinya sampai jenazah tersebut dikebumikan, maka ia memperoleh pahala dua qirath. Ditanyakan kepada beliau apakah dua qirath itu?. Beliau menjawab Seperti dua gunung besar. (H.R. Bukhori Muslim).

1. Tata cara menyolatkan jenazah.

Kepala jenazah berada disebelah kanan imam dengan menghadap kiblat.

Jika jenazah laki-laki imam berdiri sejajar dengan kepala jenazah, jika perempuan imam berdiri sejajar dengan pusar jenazah.

Kalau jenazah lebih dari satu dan berlainan jenis kelamin, maka posisinya sebagai berikut :Barisan pertama dari imam adalah jenazah laki-laki, kemudian anak laki-laki kemudian jenazah wanita kemudian anak perempuan.

2. Sholat jenazah dilakukan dengan empat takbir, dan dianjurkan mengangkat tangan disetiap takbir.

1. Takbir Pertama membaca Ta'awudz dan Surat Al Fatihah.

2. Takbir Kedua membaca Sholawat seperti yang dibaca dalam Tasyahud.

“Ya Alloh, Ampunilah kami baik yang hidup maupun yang mati, yang hadir maupun yang tidak hadir, yang kecil maupun yang besar, yang laki-laki maupun yang perempuan, Engkau Maha Tahu tempat kami kembali dan tempat istirahat kami. Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Alloh, Barang siapa yang Engkau hidupkan diantara kami, maka hidupkanlah diatas islam, dan barangsiapa yang Engkau wafatkan kami, maka wafatkanlah kami dalam keadaan diatas iman.

3. Takbir keempat membaca doa :

“ Ya Alloh, janganlah Engkau tahan pahala bagi kami, dan jangan Engkau timpakan musibah sepeninggalnya atas kami. Anugrahkanlah Ampunan Mu bagi kami dan baginya.

4. Kemudian salam kekanan dan kekiri.

Kalau jenazah wanita maka gantilah kata “ Hu “ menjadi “ Ha “

E. MENGUBURKAN JENAZAH.

1. Tata cara menggali kubur.

Untuk orang besar adalah panjang 200 cm, kedalaman 130 cm, lebar 75 cm, kedalaman lahat 55 cm, lebar lahat 50 cm, yang menjorok ke dalam dan keluar 25 cm.

Besar kecil ukuran kuburan tergantung jenazahnya (disesuaikan).

2. Tata cara menguburkannya.

Hendaklah dua-tiga orang turun keliang kubur, dan hendaklah orang yang kuat, lalu dua lagi diatas tepat di sisi kubur sebelah kiblat untuk membantu menurunkan jenazah. Ketika menurunkan hendaklah berdoa “ Bismillahi wa ‘ala millati rasulullah “ “ Dengan nama Alloh dan menurut sunnah Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam. “

Jenazah dibaringkan diatas tubuhnya sebelah kanan dalam posisi miring, dengan dihadapkan kearah kiblat, kemudian letakkan bantalan dari tanah atau potongan batu bata dibawah kepalanya, setelah itu buka tali pengikatnya dan singkaplah kain kafan yang menutupi wajahnya, kemudian lahat ditutup dengan batu atau cor-coran atau sejenisnya dan usahakan kalau bisa jangan yang mudah terbakar seperti kayu atau sejenisnya, lalu diturunkan kembali galian tanah kuburan.

Boleh diberi sedikit gundukan, tapi tidak boleh lebih dari satu jengkal, lalu berilah tanda dari batubata pada arah kepala dan kaki, selanjutnya taburkan batu kerikil dan perciki dengan air supaya tanah menjadi lengket dan padat.

F. PENUTUP.

Demikianlah yang dapat kita nukilkan dan ringkaskan kalau ada kesalahan dalam penulisan atau penerangan, kami mohon maaf. Saran dan kritik para pembaca kami butuhkan, karena kami juga manusia biasa yang tak pernah luput dari salah, dosa dan lupa. Allahu A`lam Bishawwab

Sumber : http://saad01.blogspot.com/2005/07/risalah-jenazah.html

BABV

KHUTBAH, TABLIGH, DAKWAH

BAB VI

PERKEMBANGAN ISLAM MASA MODERN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke khadirat Allah swt, shalawat serta salam semoga terlimpah ruahkan kepada Nabi Muhammad Saw.

Alhamdulillah penulis telah dapat menyusun Diktat Pendidikan Agama Islam dalam rangka untuk mempermudah dalam proses pembelajaran PAI yang ada kaitannya dengan menambah pengetahuan dalam bidang materi yang telah ditentukan judul-judulnya.

Penulis sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya pembuatan Diktat ini, terutama kami sampaikan kepada

1. Kepala Sekolah, atas segala pasilitas yang telah diberikan untuk terlaksananya penyusunan buku ini.

2. Guru-guru dan karyawan yang telah membantu kelancaran pembuatan diktat ini.

Akhirnya pen ulis menyadari bahwa dalam penyusunan diktat ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan dimasa yang akan dating.

Demikian prakata penulis semoga buku ini ada manfaatnya.

Amiin.

Penyusun,

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar isi

Bab I Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup

Bab II Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah Swt

Bab III Dosa Besar

Bab IV Pengurusan Jenazah

Bab V Khutbah, Tabligh, Dakwah

Bab VI Perkembangan Islam di Masa Modern

Tidak ada komentar:

Posting Komentar